
JELAJAH BUDAYA #2, MENJAGA KEASLIAN TRADISI NGUSABA DESA ADAT BANYUNING
3 December 2024
JELAJAH BUDAYA#3 “TRADISI UNIK NGUSABA BUKAKAK GIRI MAS UNTUK MELESTARIKAN WARISAN LELUHUR”
27 December 2024SEJARAH SINGKAT HARI NATAL
Secara etimologi kata Natal berasal dari bahasa Latin Dies Natalis yang artinya Hari Lahir. Dahulu juga dipakai istilah Melayu Arab Maulid atau Milad. Pada negara-negara yang berbahasa Arab, hari raya ini disebut dengan Idul Milad. Dalam bahasa Inggris Natal disebut Christmas yang artinya Mass of Christ atau disingkat Christ-Mass, diartikan sebagai hari untuk merayakan kelahiran Yesus. Kata Christmas berasal dari Gereja Katolik Roma, kata tersebut telah banyak dieja pada periode yang berbeda.
Pengertian natal pada umumnya bagi umat Kristiani berarti penyambutan Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus yang lahir ke dunia. Namun, tidak ada yang tahu pasti tanggal berapa tepatnya hari lahir Kristus. Tetapi dengan berkembangnya sebuah kalender, oleh karena hal ini, maka dapat dilihat bagaimana peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus diketahui urutannya, dan pada akhirnya kelahiran Kristus dapat ditentukan waktunya. Awalnya, kelahiran Yesus Kristus diperingati pada tanggal 6 Januari. Penetapan ini didasarkan pada rangkaian cerita dari kitab-kitab Injil, yang mencakup kelahiran Yesus, kedatangan orang Majus, dan pembaptisan-Nya. Namun, di Roma, tanggal 6 Januari lebih dikhususkan untuk memperingati kedatangan orang Majus. Pada abad ke-4 Masehi, Gereja memutuskan untuk menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus Kristus, yang kemudian dirayakan sebagai Hari Natal.
Para murid Yesus dan orang-orang Kristen yang hidup pada abad pertama, tidak pernah sekalipun mereka merayakan Natal sebagai hari kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember. Dalam Alkitab, tidak ditemukan walau satu ayatpun Tuhan Allah maupun Yesus yang memerintahkan untuk merayakan Natal, sebab perayaan setiap tanggal 25 Desember, adalah perayaan agama Paganis (penyembah berhala) yang dilestarikan oleh umat Kristiani. Akibat dari sinkristime atau mungkin dimaksudkan untuk menentang peringatan hari lahirnya Dewa Matahari dalam agama Romawi Kuno serta untuk menyatakan bahwa Yesus Kristuslah sang Matahari kebenaran, sehingga penetapan hari Natal atau peringatan tentang kelahiran Yesus ditetapkan pada 25 Desember.
SIMBOL-SIMBOL NATAL
Pohon Natal

Asal usul pohon Natal adalah untuk mengenang hari kelahiran Nimrod, yang selalu hadir di pohon “Evergreen”, yang senantiasa menghijau sepanjang tahun meskipun pada musim kemarau. Ini yang melambangkan kelahiran Yesus yang mendatangkan harapan kekal bagi manusia.
Lilin

Dalam masa Natal, Lilin menggambarkan atau memberikan gambaran tentang Kristus. Kristus dilambangkan sebagai terang bagi dunia yang gelap.
Sinterklas/Santa Claus

Sosok Sinterklas adalah salah satu ikon tren dalam perayaan Natal, sehingga kian kemari sosok ini mulai digunakan dalam organisasi gerejawi, yang kononnya dipercayai sebagai pembawa hadiah bagi anak-anak. Bentuk positif kehadiran sinterklas ini kemudian diadopsi oleh organisasi gerejawi sebagai wujud rasa kepedulian bagi sesama dalam perayaan Natal itu sendiri, bukan saja bagi kalangan anak-anak tetapi juga bagi kaum lansia dan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan.
Hadiah/Tukar Kado

Hadiah/tukar kado hanya pengadopsian ayat Alkitab untuk mengingatkan akan pemberian Allah yang begitu besar bagi umat manusia, yaitu Yesus Kristus.
REFERENSI JURNAL
Runturambi, MC 2019, ‘Makna Teologi Perayaan Natal Yesus Kristus’, Tumou Tou, ejournal-iakn-manado.ac.id, https://ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/tumoutou/article/view/79 [diakses: 22 Desember 2024].
Tampilang, R 2022, ‘Perayaan Liturgis: Natal Kristus Sebagai Refleksi Iman Kristiani Berdasarkan Sejarah’, Mello: Jurnal Mahasiswa Kristen, ejournal-iakn-manado.ac.id, https://ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/mello/article/view/1279 [diakses: 22 Desember 2024].
REFERENSI GAMBAR
https://id.wikipedia.org/wiki/Pohon_Natal
https://bolong.id/im/1221/mengenal-tradisi-menyalakan-lilin-saat-natal
https://pedomanrakyat.com/mau-tahu-ini-beda-sinterklas-dan-santa-claus