Pelantikan BEM REMA dan MPM REMA Undiksha Masa Bakti 2024/2025
27 September 2024Pilkada di Depan Mata, siapakah Pilihan Anda?
28 September 2024Apa itu September Hitam?
September Hitam” merujuk pada berbagai peristiwa tragis yang terjadi di Indonesia pada bulan September, dengan peristiwa paling menonjol adalah Gerakan 30 September (G30S) tahun 1965. Peristiwa ini menjadi titik balik yang membawa dampak besar terhadap politik, ekonomi, dan sosial Indonesia. Selain itu, G30S juga menandai dimulainya pembersihan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap terkait dengan PKI, yang menewaskan ratusan ribu orang di seluruh Indonesia. Peristiwa ini menjadi luka mendalam dalam sejarah Indonesia dan terus menjadi subjek perdebatan serta kontroversi hingga saat ini.
Selain itu, istilah “September Hitam” juga bisa merujuk pada peristiwa lain yang terjadi pada bulan September dalam sejarah Indonesia yang penuh ketegangan, termasuk tragedi-tragedi kemanusiaan seperti pelanggaran hak asasi manusia atau kekerasan politik. Meskipun setiap insiden memiliki konteks yang berbeda, istilah ini umumnya menandakan peristiwa traumatis dan berdampak besar bagi perjalanan bangsa. Peristiwa ini sering diperingati dan diperdebatkan dalam berbagai diskusi sejarah, politik, dan sosial di Indonesia.
Daftar peristiwa kelam September hitam
1. Tragedi pembantaian tahun 1965-1966
Pada tanggal 30 September 1965, terjadi peristiwa G/30/S/PKI yang menimbulkan banyak korban jiwa. Peristiwa ini terjadi ketika sekelompok perwira militer berupaya untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Seokarno. Aksinya tersebut dimulai dengan menculik dan membunuh 6 jenderal TNI. Akibat peristiwa ini, terjadinya kekacauan dan penumpasan pada simpatisan PKI yang menimbulkan banyak korban.
2. Tragedi Tanjung Priok tahun 1984
Tragedi ini terjadi pada tanggal 13 September 1984, yang terjadi pada saat pasukan keamanan membubarkan pertemuan yang dihadiri oleh kelompok muslim yang sedang melakukan shalat Jumat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Insiden ini berujung pada kerusuhan dan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan.
3. Tragedi Semanggi II tahun 1999
Peristiwa semanggi 2 terjadi tanggal 24 hingga 28 September 1999. Berawal dari ribuan orang berkumpul di sekitar jembatan Semanggi, melakukan demonstrasi menuntut perubahan dalam politik dan pemerintahan. Dalam aksi ini pula, mereka mengecam korupsi, pelanggaran HAM dan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh aparat keamanan. Pada peristiwa ini, aparat keamanan melakukan pembubaran terhadap masa demonstran yang sedang melakukan aksinya hingga mengakibatkan sejumlah kematian dan cidera yang serius anggota demonstran, oleh karena terjadinya konflik antara demonstran dan aparat.
4. Pembunuhan Munir tahun 2004
Pada tanggal 7 September 2004, seorang aktivis Hak Asasi Manusia yaitu Munir. Pembunuhan terjadi ketika Munir dalam perjalanan dari Jakarta ke Amsterdam, menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Munir dibunuh dengan cara diracun dengan menggunakan racun arsenik yang disuntikkan ke dalam minumannya ketika di dalam pesawat.
5. Pembunuhan salim kancil tahun 2015
Salim Kancil merupakan seorang petani sekaligus aktivis lingkungan. Salim Kancil aktif menentang penambangan pasir ilegal di Lumajang. Pada tanggal 26 September 2015, Salim Kancil dibunuh oleh preman diduga atas suruhan kepala Desa Selok Awar-Awar. Meskipun pelaku telah dihukum 20 Tahun Penjara, namun dalang pembunuhan tidak pernah dihadirkan ke pengadilan
6. Aksi demontrasi reformasi Diskorupsi 2019
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30 September 2019, ketika ribuan mahasiswa di berbagai kota besar di Indonesia melakukan demonstrasi. Para mahasiswa menuntut perubahan sejumlah undang-undang yang diangap bermasalah saat itu ( RKUHP, RUU Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan, RUU Permasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan, RUU SDA) dan membatalkan UU KPK, reformasi birokrasi, penuntasan pelanggaran HAM dan transparansi dalam pengelolaan negara, serta hentikan perusakan alam Indonesia. Namun aksi ini berakhir dengan bentrokan yang melibatkan aparat keamanan. Dalam insiden ini, banyak mahasiswa menjadi korban mengalami cedera.
7. Pembunuhan pendeta Yeremia 19 september 2020
Tragedi pembunuhan terhadap Pendeta Yeremia terjadi pada tanggal 19 September 2020. Pendeta Yeremia adalah pemimpin Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) di Hitapida, Papua. Ia meninggal setelah luka tusuk dan tembak aparat. Pendeta Yeremia dinilai kritis terhadap kehadiran aparat di Hitapida.
Kejadian yang terjadi di bulan September itu disebut sebagai September Hitam Kejadian pelanggaran yang menjadi hari kelam dan menolak dilupakan menjadi sejarah besar di negeri ini.
Referensi
Anhar Gonggong. (2016). Sejarah Nasional Indonesia: Pergolakan Politik 1965-1966. Jakarta: Balai Pustaka.
Asvi Warman Adam. (2004). Membongkar Manipulasi Sejarah: Kontroversi Pelaku dan Peristiwa G30S 1965. Jakarta: Penerbit Kompas.
Hermawan Sulistyo. (2000). Palangkaraya: Indonesia Merdeka Tanpa PKI?. Jakarta: Yayasan Bentang Budaya.