10 November, Memperingati Hari Pahlawan Nasional
10 November 2024Kata Purnama berasal dari kata “purna” yang berarti sempurna. Purnama dalam kamus umum bahasa Indonesia berarti bulan yang bulat atau sempurna. Persembahyangan yang dimaksudkan pada bulan purnama ini ditujukan kepada Sang Hyang Chandra dan Sang Hyang Ketu sebagai dewa yang unggul untuk memohon kesempurnaan dan cahaya suci kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam berbagai wujud Ista Dewata. Biasanya, pada hari bulan purnama yang suci ini disebutkan umat Hindu mempersembahkan Daksina dan Canang Sari di setiap pelinggih dan pelangkiran di setiap rumah.
Pada umumnya di kalangan umat Hindu, terdapat kepercayaan yang kuat terhadap tingginya kesucian hari Purnama, sehingga hari tersebut disebut dengan “Devasa Ayu”. Oleh karena itu, setiap kali ada hari suci yang bertepatan dengan hari bulan purnama, maka pelaksanaan upacara tersebut disebut dengan “Nadi”. Namun nyatanya tidak setiap hari bulan purnama disebut ayu tergantung juga dari Patemon dalam perhitungan wariga.
Pada saat hari Purnama, umat Hindu melaksanakan persembahyangan sebagai bentuk yadnya atau permohonan kepada Sang Hyang Chandra untuk dapat melebur segala kotoran dosa (mala) yang dilakukan oleh manusia semasa hidupnya agar kembali bersih. Tuhan dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Chandra beryoga atau bersemedi saat hari Purnama, sehingga umat Hindu turut merayakannya melalui serangkaian persembahyangan untuk turut menyucikan diri secara lahir dan batin.
Suci secara lahir dan batin artinya tidak hanya kebersihan dari hal-hal tampak yang perlu dijaga, melainkan jiwa, pikiran, perkataan, dan perbuatan yang suci juga harus selalu diterapkan untuk mencapai kebahagiaan hakiki. Simbolisasi dari pembersihan ini dilakukan dengan memercikkan air suci atau tirta sebelum melakukan persembahyangan.
Umat Hindu percaya dengan konsep karmaphala, di mana kelahirannya di dunia tidak terlepas dari pengaruh perbuatan di masa lalunya. Dengan terlahir kembali ke dunia, manusia memiliki misi untuk menebus dosa-dosa yang diperbuatnya. Dosa-dosa inilah yang disebut dengan kotoran atau mala yang harus dibersihkan secara lahir dan batin pada saat hari Purnama.
Jika keadaan suci lahir dan batin tersebut telah tercapai, maka secara otomatis dalam tubuh dan jiwanya akan timbul pemikiran, perkataan, dan perbuatan suci, sehingga kebahagiaan mutlak baik di dunia maupun akhirat pun akan tercapai. Hal ini dipercaya sebagai tujuan akhir dari kehidupan manusia yang disebut dengan Moksa.
Referensi Tulisan
Maheswari, N. K. (2023, Maret 5). Makna Hari Purnama Bagi Umat Hindu. Retrieved from detik bali: https://www.detik.com/bali/budaya/d-6602342/makna-hari-purnama-bagi-umat-hindu
News, D. (2018, November 22). Purnama Kelima Momen Mohon Berkah dan Karunia Hyang Widhi. Retrieved from Dewata News: https://www.dewatanews.com/2018/11/purnama-kelima-momen-mohon-berkah-dan.html